Minggu, 06 Mei 2012

Kasus Anders Behring Breivik


Anders Behring Breivik tumbuh dan tinggal bersama ibunya di Skoyen, Oslo. Breivik lahir di Oslo pada tanggal 13 Februari 1979. Dia merupakan anak dari Wenche Behring, seorang perawat, dan Jens David Breivik, seorang ekonom sipil yang bekerja sebagai diplomat untuk kedutaan Norwegia di London dan Paris setelahnya. Dia menghabiskan satu tahun pertama dalam hidupnya di London sampai orangtuanya bercerai ketika dia berusia satu tahun. Kemudian, ayahnya menikah dengan seorang diplomat. Ibunya juga menikah lagi dengan seorang pegawai tentara Norwegia.

Pada saat Breivik berusia empat tahun, dua laporan mengenai kesehatan mentalnya mengatakan bahwa dia mungkin tidak mendapat perhatian dan perlindungan dari orang tua. Pada saat di bangku sekolah, teman sekelasnya mengatakan bahwa Breivik dikenal sebagai orang yang pandai, memiliki fisik yang lebih kuat daripada orang lain yang berusia sama, dia melindungi orang-orang yang dibully.

Anders Behring Breivik, terdakwa kasus pemboman dan penembakan masal di Norwegia tahun lalu akan membebeberkan bukti-bukti terakhir miliknya terkait tindakan brutalnya itu. Sebelumnya dia sudah mengaku sebagai pelaku pemboman di Oslo dan penembakan yang menewaskan 77 orang.

Tujuan sidang yang dijalaninya adalah untuk membuktikan apakah Breivik mengalami gangguan jiwa atau tidak. Dalam sidang sebelumnya, Jumat (20/4), Breivik mengatakan dia datang ke Pulau Utoeya yang saat itu dipenuhi pemuda yang tengah mengikuti perkemahan pemuda Partai Buruh. Sebelum menembak korban pertamanya, Breivik menuturkan dia mendengar '100 suara' di kepalanya agar mengurungkan niatnya itu. Namun, setelah sempat ragu, dia akhirnya menembak dua korban pertamanya di kepala dan terus berjalan.

Breivik menjelaskan dia mengisi ulang senjatanya saat kehabisan peluru. "Semua memohon agar tidak dibunuh. Saya tembak mereka semua di kepala," kata Breivik. Beberapa orang, lanjut Breivik, berpura-pura mati namun dia mengetahuinya dan tetap menembak mereka. Breivik melanjutkan aksinya di sekeliling pulau. Dia membujuk para pemuda itu keluar dari persembunyiannya dengan mengatakan bahwa dia adalah polisi yang datang untuk melindungi mereka.

Wartawan BBC Steven Rosenberg yang hadir di dalam sidang mengatakan keheningan di ruang sidang berubah menjadi tangis ketika Breivik mengungkapkan kisahnya itu. Pria yang dituduh membunuh 77 orang di Norwegia, Juli tahun lalu, membual tentang serangan yang dilakukannya dalam lanjutan sidang di Oslo, Selasa 17 April. "Saya telah melaksanakan serangan yang paling spektakuler dan canggih di Eropa sejak Perdang Dunia II," kata Anders Breivik di ruang pengadilan.

Dia mengaku melakukan serangan bom di Oslo dan menembaki para peserta perkemahan pemuda di Pulau Utoeya, namun menyatakan tidak bersalah atas dakwaan teror dan pembunuhan massal. "Tindakan itu didasarkan pada kebaikan, bukan setan," tuturnya dan menambahkan dia akan melakukannya serangan yang sama.

Breivik juga mengatakan tindakannya itu diinspirasi dari al-Qaeda dan dia menyangka dia masih hidup pada hari serangan tersebut. Ketika mengakhiri pernyataannya -karena dipaksa oleh hakim- dia mengatakan bertindak untuk membela Norwegia dalam melawan imigrasi dan multikulturalisme. Hakim berulang kali menyela untuk meminta Breivik mempersingkat pernyataannya namun beberapa kali pula dia berkeras menegaskan masih ada yang ingin dia sampaikan.

 

Diamati psikiater

Sebelumnya, tim penasehat hukumnya mengingatkan kalau banyak warga Norwegia yang akan marah dengan pernyataan Breivik. Salah seorang di antaranya, Geir Lippestead, mengatakan bisa memahami keprihatinan keluarga korban bahwa Breivik menggunakan pengadilan sebagai mimbar untuk menyampaikan pernyataan, namun menegaskan bahwa Breivik mempunyai hak untuk menjelaskan tindakannya.

Pembelaan dan kesaksian Breivik, yang diperkirakan berlangsung selama lima hari, tidak akan disiarkan kepada khalayak umum. Wartawan BBC, Matthew Price, yang meliput sidang mengatakan bukti-bukti yang disampaikan Breivik amat penting jika dia dinyatakan waras. Sidang ini dihadiri oleh para psikiater untuk mengamati kondisi kejiwaan Breivik.

Salah satu pertanyaan yang masih membayang-banyangi pengadilan yang akan berakhir sepuluh pekan mendatang adalah kondisi jiwa Breivik, yang pernah mengatakan tidak mengenal ruang pengadilan. Selama persidangan, Breivik tampak tidak memperlihatkan emosi namun meneteskan air mata ketika pengadilan memutar video anti-Islam sepanjang 12 menit yang diterbitkannya di internet pada hari penyerangan. "Saya telah melaksanakan serangan yang paling spektakuler dan canggih di Eropa sejak Perdang Dunia II."

Pengacaranya mengatakan dia tampaknya menangis karena merasa serangannya kejam namun dibutuhkan untuk 'menyelamatkan Eropa dari perang yang sedang berlangsung.'

 

Ruang sidang khusus

Sidang sempat terhenti dan salah seorang dari tiga juri yang merupakan warga biasa -yang di Norwegia ikut mendampingi hakim profesional untuk mengamil keputusan- dihentikan karena pernah mengatakan Breivik sebaiknya dijatuhi hukuman mati. Thomas Indreboe diganti oleh seorang hakim warga biasa yang Senin kemarin menghadiri sidang.

Breivik meledakkan sebuah bom yang ditaruh di mobil barang di luar kantor pemerintah di Oslo pada tanggal 22 Juli dengan korban jiwa delapan orang. Dia kemudian pergi ke Pulau Utoeya dengan mengenakan seragam polisi dan melepas tembakan secara serampangan ke arah peserta perkemahan pemuda yang dilakukan Partai Buruh yang memerintah di Norwegia.

Dalam serangan di pulau itu, 69 orang tewas dan sebanyak 34 orang adalah anak muda berusia antara 14 hingga 17 tahun. Puluhan lainnya menderita luka-luka. Dia menghadapi ancaman hukuman 21 tahun penjara yang bisa diperpanjang sehingga berada di dalam penjara sepanjang hidupnya. Ruang sidang untuk Breivik ini disengaja dibangun khusus dengan kapasitas 200 pengunjung. Sebuah dinding kaca ditempatkan untuk memisahkan para korban dan keluarga korban dari Breivik.

Sebuah tugu peringatan mengenang para korban dibangun di Pulau Utoeya, Norwegia.
Breivik mengakui telah membunuh 77 orang namun menolak jika dia dianggap melakukan kejahatan. Dia mengatakan tengah melindungi Norwegia dari ancaman multikulturalisme.

Dia mengatakan telah melakukan sebuah aksi penting saat melakukan pengeboman kantor pemerintah di Oslo. "Namun penembakan Utoeya menjadi yang terpenting saat kantor pemerintah tidak ambruk seperti yang direncanakan," ujarnya. Hukuman Breivik tergantung keputusan pengadilan soal kewarasannya. Jika waras maka Breivik akan menghadapi hukuman penjara, namun jika dianggap gila maka dia akan dikirim ke rumah sakit jiwa.

Breivik sendiri mengaku dirinya tidak gila namun dia adalah pelaku politik ekstrim. Dalam pernyataan lain di depan pengadilan, Breivik mengaku dia adalah manusia normal dalam situasi normal dan sangat peduli dengan orang di sekitarnya. Dia juga memahami bahwa kesaksian yang dipaparkan di pengadilan membuat orang lain ketakutan. Tetapi, lanjut Breivik, dia telah menjalani program 'dehumanisasi' pada 2006 untuk mempersiapkan dirinya melakukan pembunuhan.

Pria berusia 33 tahun itu menambahkan memunculkan empati sangat tidak mungkin, karena dia akan ambruk secara mental jika mencoba memahami apa yang telah dia lakukan. Saat ditanya apakah dia pernah merasakan kesedihan, Breivik mengatakan dirinya pernah berada dalam sebuah situasi menyedihkan. "Saat pemakaman saudara teman saya. Itulah saat yang paling menyedihkan," ujar Breivik.

Wartawan Al Jazeera, Paul Brennan, melaporkan dari Oslo bahwa Breivik berterus terang di depan pengadilan tentang bagaimana dia mulai menyukai permainan perang selama lebih dari 16 jam sehari setelah pindah bersama ibunya pada 2006. Breivik menggunakan video game "Modern Warfare 2" sebagai latihan untuk mengetahui medan. Dia juga sering bermain game online "World of Warcraft" hingga 16 jam sehari.

"Dia sengaja pergi ke Pulau Utoeya karena mengetahui bekas Perdana Menteri Norwegia (Brudtland) akan berada di sana," kata Brennan. "Pelaku juga akan memborgol korban dan memancungnya. Seluruh kejadian itu akan direkam dan diunggah ke Internet."

Analisis :
Setelah mengulas sedikit mengenai biografi dan pemberitaan mengenai kasus Breivik. Pada kali ini saya akan mencoba menganalisis apakah Breivik termasuk individu yang tergolong atau abnormal.

Kriteria Gangguan Abnormalitas menurut DSM-IV :
Disfungsi Psikologis
Individu yang abnormal tidak dapat menjalankan peran/fungsi dalam kehidupan yaitu tidak dapat mengintegrasikan aspek kognitif, afektif, dan konatif.
  • Kognitif : Breivik menganggap bahwa dirinya telah melaksanakan serangan yang paling spektakuler dan canggih di Eropa sejak Perdang Dunia II dengan membunuh 77 orang di Norwegia dengan alasan dia bertindak untuk membela Norwegia dalam melawan imigrasi dan multikulturalisme. Breivik memiliki kecurigaan yang cukup tinggi terhadap pemerintahan di Norwegia yang dianggapnya mulai diambil alih oleh pasukan multicultural.
  • Afektif : Breivik memiliki afek tumpul dan empati yang kurang. Breivik tampak tidak memperlihatkan emosi namun meneteskan air mata ketika pengadilan memutar video anti-Islam sepanjang 12 menit yang diterbitkannya di internet pada hari penyerangan.
  • Konatif : Perilaku agresif Breivik dimunculkan dengan melakukan pemboman di Oslo dan penembakan yang menewaskan 77 orang untuk melindungi Norwegia dari ancaman multikulturalisme.  Dalam serangan di pulau itu, 69 orang tewas dan sebanyak 34 orang adalah anak muda berusia antara 14 hingga 17 tahun. Puluhan lainnya menderita luka-luka.

Distres : Impairment
Individu yang abnormal menunjukkan pada keadaan “merusak” dirinya baik secara fisik maupun psikologis.
  • Fisik : Breivik tidak memperlihatkan gejala bahwa dirinya melukai dirinya sendiri secara fisik. Akan tetapi, dia melukai bahkan membunuh orang lain dengan melakukan pengeboman dan menembakinya secara agresif.
  • Psikologis : Breivik memiliki empati yang kurang dan mengaku bahwa memunculkan empati dalam dirinya sangatlah tidak mungkin karena itu akan membuat dirinya ambruk.

Respon Atipikal
Reaksi yang tidak sesuai dengan keadaan sosio cultural yang berlaku.
Perilaku kejahatan yang dilakukan Breivik tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh lingkungannya. Pada umumnya, orang akan menjaga hubungan baik dengan lingkungan sekitarnya seperti berkomunikasi dan berhubungan baik kepada orang-orang yang masih satu daerah dengan tempat tinggalnya. Namun, Breivik tidak seperti itu.
Breivik berterus terang di depan pengadilan tentang bagaimana dia mulai menyukai permainan perang selama lebih dari 16 jam sehari setelah pindah bersama ibunya pada 2006. Breivik mengakui telah membunuh 77 orang, tetapi menolak jika dia dianggap melakukan kejahatan. Dia mengatakan tengah melindungi Norwegia dari ancaman multikulturalisme. Dia lantang berseru bahwa dirinya tidak bersalah dan menolak mengakui pengadilan terhadap dirinya.

Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa Breivik adalah abnormal. Hal ini didukung oleh hasil pemeriksaan kejiwaan oleh para ahli psikiatri yang menyatakan bahwa Breivik mengalami skizofrenia paranoid karena adanya delusi dan perilaku yang agresif serta kecurigaan yang tinggi. Namun, pada perkembangan yang terbaru Breivik dinyatakan tidak mengalami skizofrenia paranoid tetapi dia memiliki gangguan kepribadian yaitu kepribadian narsistik. Sampai pada saat ini, kasus ini masih dalam tahap pengembangan dan pemeriksaan lebih lanjut.

Referensi :
Fausiah, Fitri & Widuri, Julianty. 2005. Psikologi Abnormal Klinis Dewasa. Jakarta : UI-Press.
http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2012/04/120423_breiviktrial.shtml
http://m.tempo.co/2012/04/20/398416/
http://en.wikipedia.org/wiki/Anders_Behring_Breivik
http://metrotvnews.com/read/news/2012/04/20/88626/Anders-Behring-Breivik-Belajar-dari-Al-Qaeda/7

Tidak ada komentar:

Posting Komentar