Anders
Behring Breivik tumbuh dan tinggal bersama ibunya di Skoyen, Oslo. Breivik
lahir di Oslo pada tanggal 13 Februari 1979. Dia merupakan anak dari Wenche
Behring, seorang perawat, dan Jens David Breivik, seorang ekonom sipil yang
bekerja sebagai diplomat untuk kedutaan Norwegia di London dan Paris
setelahnya. Dia menghabiskan satu tahun pertama dalam hidupnya di London sampai
orangtuanya bercerai ketika dia berusia satu tahun. Kemudian, ayahnya menikah
dengan seorang diplomat. Ibunya juga menikah lagi dengan seorang pegawai
tentara Norwegia.
Pada
saat Breivik berusia empat tahun, dua laporan mengenai kesehatan mentalnya
mengatakan bahwa dia mungkin tidak mendapat perhatian dan perlindungan dari
orang tua. Pada saat di bangku sekolah, teman sekelasnya mengatakan
bahwa Breivik dikenal sebagai orang yang pandai, memiliki fisik yang lebih kuat
daripada orang lain yang berusia sama, dia melindungi orang-orang yang dibully.
Anders
Behring Breivik, terdakwa kasus pemboman dan penembakan masal di Norwegia tahun
lalu akan membebeberkan bukti-bukti terakhir miliknya terkait tindakan
brutalnya itu. Sebelumnya dia sudah mengaku sebagai pelaku pemboman di Oslo dan
penembakan yang menewaskan 77 orang.
Tujuan
sidang yang dijalaninya adalah untuk membuktikan apakah Breivik mengalami
gangguan jiwa atau tidak. Dalam sidang sebelumnya, Jumat (20/4), Breivik
mengatakan dia datang ke Pulau Utoeya yang saat itu dipenuhi pemuda yang tengah
mengikuti perkemahan pemuda Partai Buruh. Sebelum menembak korban pertamanya,
Breivik menuturkan dia mendengar '100 suara' di kepalanya agar mengurungkan
niatnya itu. Namun, setelah sempat ragu, dia akhirnya menembak dua korban
pertamanya di kepala dan terus berjalan.
Breivik
menjelaskan dia mengisi ulang senjatanya saat kehabisan peluru. "Semua
memohon agar tidak dibunuh. Saya tembak mereka semua di kepala," kata
Breivik. Beberapa orang, lanjut Breivik, berpura-pura mati namun dia
mengetahuinya dan tetap menembak mereka. Breivik melanjutkan aksinya di
sekeliling pulau. Dia membujuk para pemuda itu keluar dari persembunyiannya
dengan mengatakan bahwa dia adalah polisi yang datang untuk melindungi mereka.
Wartawan
BBC Steven Rosenberg yang hadir di dalam sidang mengatakan keheningan di ruang
sidang berubah menjadi tangis ketika Breivik mengungkapkan kisahnya itu. Pria
yang dituduh membunuh 77 orang di Norwegia, Juli tahun lalu, membual tentang
serangan yang dilakukannya dalam lanjutan sidang di Oslo, Selasa 17 April. "Saya
telah melaksanakan serangan yang paling spektakuler dan canggih di Eropa sejak
Perdang Dunia II," kata Anders Breivik di ruang pengadilan.
Dia mengaku melakukan serangan bom di
Oslo dan menembaki para peserta perkemahan pemuda di Pulau Utoeya, namun
menyatakan tidak bersalah atas dakwaan teror dan pembunuhan massal. "Tindakan
itu didasarkan pada kebaikan, bukan setan," tuturnya dan menambahkan dia
akan melakukannya serangan yang sama.
Breivik juga mengatakan tindakannya
itu diinspirasi dari al-Qaeda dan dia menyangka dia masih hidup pada hari
serangan tersebut. Ketika mengakhiri pernyataannya -karena dipaksa oleh hakim-
dia mengatakan bertindak untuk membela Norwegia dalam melawan imigrasi dan
multikulturalisme. Hakim berulang kali menyela untuk meminta Breivik
mempersingkat pernyataannya namun beberapa kali pula dia berkeras menegaskan
masih ada yang ingin dia sampaikan.
Diamati psikiater
Sebelumnya, tim penasehat hukumnya
mengingatkan kalau banyak warga Norwegia yang akan marah dengan pernyataan
Breivik. Salah seorang di antaranya, Geir Lippestead, mengatakan bisa memahami
keprihatinan keluarga korban bahwa Breivik menggunakan pengadilan sebagai
mimbar untuk menyampaikan pernyataan, namun menegaskan bahwa Breivik mempunyai
hak untuk menjelaskan tindakannya.
Pembelaan dan kesaksian Breivik, yang
diperkirakan berlangsung selama lima hari, tidak akan disiarkan kepada khalayak
umum. Wartawan BBC, Matthew Price, yang meliput sidang mengatakan bukti-bukti
yang disampaikan Breivik amat penting jika dia dinyatakan waras. Sidang ini
dihadiri oleh para psikiater untuk mengamati kondisi kejiwaan Breivik.
Salah satu pertanyaan yang masih
membayang-banyangi pengadilan yang akan berakhir sepuluh pekan mendatang adalah
kondisi jiwa Breivik, yang pernah mengatakan tidak mengenal ruang pengadilan. Selama
persidangan, Breivik tampak tidak memperlihatkan emosi namun meneteskan air
mata ketika pengadilan memutar video anti-Islam sepanjang 12 menit yang
diterbitkannya di internet pada hari penyerangan. "Saya
telah melaksanakan serangan yang paling spektakuler dan canggih di Eropa sejak
Perdang Dunia II."
Pengacaranya mengatakan dia tampaknya
menangis karena merasa serangannya kejam namun dibutuhkan untuk 'menyelamatkan
Eropa dari perang yang sedang berlangsung.'
Ruang sidang khusus
Sidang sempat terhenti dan salah
seorang dari tiga juri yang merupakan warga biasa -yang di Norwegia ikut
mendampingi hakim profesional untuk mengamil keputusan- dihentikan karena
pernah mengatakan Breivik sebaiknya dijatuhi hukuman mati. Thomas Indreboe
diganti oleh seorang hakim warga biasa yang Senin kemarin menghadiri sidang.
Breivik meledakkan sebuah bom yang
ditaruh di mobil barang di luar kantor pemerintah di Oslo pada tanggal 22 Juli
dengan korban jiwa delapan orang. Dia kemudian pergi ke Pulau Utoeya dengan
mengenakan seragam polisi dan melepas tembakan secara serampangan ke arah
peserta perkemahan pemuda yang dilakukan Partai Buruh yang memerintah di
Norwegia.
Dalam serangan di pulau itu, 69 orang
tewas dan sebanyak 34 orang adalah anak muda berusia antara 14 hingga 17 tahun.
Puluhan lainnya menderita luka-luka. Dia menghadapi ancaman hukuman 21 tahun
penjara yang bisa diperpanjang sehingga berada di dalam penjara sepanjang
hidupnya. Ruang sidang untuk Breivik ini disengaja dibangun khusus dengan
kapasitas 200 pengunjung. Sebuah dinding kaca ditempatkan untuk memisahkan para
korban dan keluarga korban dari Breivik.
Sebuah
tugu peringatan mengenang para korban dibangun di Pulau Utoeya, Norwegia.
Breivik
mengakui telah membunuh 77 orang namun menolak jika dia dianggap melakukan
kejahatan. Dia mengatakan tengah melindungi Norwegia dari ancaman
multikulturalisme.
Dia
mengatakan telah melakukan sebuah aksi penting saat melakukan pengeboman kantor
pemerintah di Oslo. "Namun penembakan Utoeya menjadi yang terpenting saat
kantor pemerintah tidak ambruk seperti yang direncanakan," ujarnya. Hukuman
Breivik tergantung keputusan pengadilan soal kewarasannya. Jika waras maka
Breivik akan menghadapi hukuman penjara, namun jika dianggap gila maka dia akan
dikirim ke rumah sakit jiwa.
Breivik
sendiri mengaku dirinya tidak gila namun dia adalah pelaku politik ekstrim. Dalam
pernyataan lain di depan pengadilan, Breivik mengaku dia adalah manusia normal
dalam situasi normal dan sangat peduli dengan orang di sekitarnya. Dia juga
memahami bahwa kesaksian yang dipaparkan di pengadilan membuat orang lain
ketakutan. Tetapi, lanjut Breivik, dia telah menjalani program 'dehumanisasi'
pada 2006 untuk mempersiapkan dirinya melakukan pembunuhan.
Pria
berusia 33 tahun itu menambahkan memunculkan empati sangat tidak mungkin,
karena dia akan ambruk secara mental jika mencoba memahami apa yang telah dia
lakukan. Saat ditanya apakah dia pernah merasakan kesedihan, Breivik mengatakan
dirinya pernah berada dalam sebuah situasi menyedihkan. "Saat pemakaman
saudara teman
saya. Itulah saat yang paling menyedihkan," ujar Breivik.
Wartawan Al Jazeera, Paul
Brennan, melaporkan dari Oslo bahwa Breivik berterus terang di depan pengadilan
tentang bagaimana dia mulai menyukai permainan perang selama lebih dari 16 jam
sehari setelah pindah bersama ibunya pada 2006. Breivik
menggunakan video game "Modern Warfare 2" sebagai latihan untuk
mengetahui medan. Dia juga sering bermain game online "World of Warcraft"
hingga 16 jam sehari.
"Dia sengaja pergi ke Pulau Utoeya karena mengetahui bekas Perdana Menteri Norwegia (Brudtland) akan berada di sana," kata Brennan. "Pelaku juga akan memborgol korban dan memancungnya. Seluruh kejadian itu akan direkam dan diunggah ke Internet."
Analisis
:
Setelah mengulas sedikit mengenai
biografi dan pemberitaan mengenai kasus Breivik. Pada kali ini saya akan
mencoba menganalisis apakah Breivik termasuk individu yang tergolong atau
abnormal.
Kriteria
Gangguan Abnormalitas menurut DSM-IV :
Disfungsi Psikologis
Individu yang abnormal tidak dapat
menjalankan peran/fungsi dalam kehidupan yaitu tidak dapat mengintegrasikan
aspek kognitif, afektif, dan konatif.
- Kognitif : Breivik menganggap bahwa dirinya telah melaksanakan serangan yang paling spektakuler dan canggih di Eropa sejak Perdang Dunia II dengan membunuh 77 orang di Norwegia dengan alasan dia bertindak untuk membela Norwegia dalam melawan imigrasi dan multikulturalisme. Breivik memiliki kecurigaan yang cukup tinggi terhadap pemerintahan di Norwegia yang dianggapnya mulai diambil alih oleh pasukan multicultural.
- Afektif : Breivik memiliki afek tumpul dan empati yang kurang. Breivik tampak tidak memperlihatkan emosi namun meneteskan air mata ketika pengadilan memutar video anti-Islam sepanjang 12 menit yang diterbitkannya di internet pada hari penyerangan.
- Konatif : Perilaku agresif Breivik dimunculkan dengan melakukan pemboman di Oslo dan penembakan yang menewaskan 77 orang untuk melindungi Norwegia dari ancaman multikulturalisme. Dalam serangan di pulau itu, 69 orang tewas dan sebanyak 34 orang adalah anak muda berusia antara 14 hingga 17 tahun. Puluhan lainnya menderita luka-luka.
Distres : Impairment
Individu yang abnormal menunjukkan pada
keadaan “merusak” dirinya baik secara fisik maupun psikologis.
- Fisik : Breivik tidak memperlihatkan gejala bahwa dirinya melukai dirinya sendiri secara fisik. Akan tetapi, dia melukai bahkan membunuh orang lain dengan melakukan pengeboman dan menembakinya secara agresif.
- Psikologis : Breivik memiliki empati yang kurang dan mengaku bahwa memunculkan empati dalam dirinya sangatlah tidak mungkin karena itu akan membuat dirinya ambruk.
Respon Atipikal
Reaksi yang tidak sesuai dengan keadaan
sosio cultural yang berlaku.
Perilaku kejahatan yang dilakukan
Breivik tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh lingkungannya. Pada umumnya,
orang akan menjaga hubungan baik dengan lingkungan sekitarnya seperti berkomunikasi
dan berhubungan baik kepada orang-orang yang masih satu daerah dengan tempat
tinggalnya. Namun, Breivik tidak seperti itu.
Breivik berterus terang di depan
pengadilan tentang bagaimana dia mulai menyukai permainan perang selama lebih
dari 16 jam sehari setelah pindah bersama ibunya pada 2006. Breivik
mengakui telah membunuh 77 orang, tetapi menolak jika dia dianggap melakukan
kejahatan. Dia mengatakan tengah melindungi Norwegia dari ancaman
multikulturalisme. Dia lantang berseru bahwa dirinya tidak
bersalah dan menolak mengakui pengadilan terhadap dirinya.
Berdasarkan
hasil analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa Breivik adalah abnormal. Hal ini
didukung oleh hasil pemeriksaan kejiwaan oleh para ahli psikiatri yang
menyatakan bahwa Breivik mengalami skizofrenia paranoid karena adanya delusi
dan perilaku yang agresif serta kecurigaan yang tinggi. Namun, pada
perkembangan yang terbaru Breivik dinyatakan tidak mengalami skizofrenia
paranoid tetapi dia memiliki gangguan kepribadian yaitu kepribadian narsistik. Sampai
pada saat ini, kasus ini masih dalam tahap pengembangan dan pemeriksaan lebih
lanjut.
Referensi :
Fausiah, Fitri & Widuri,
Julianty. 2005. Psikologi Abnormal Klinis
Dewasa. Jakarta : UI-Press.
http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2012/04/120423_breiviktrial.shtml
http://m.tempo.co/2012/04/20/398416/
http://en.wikipedia.org/wiki/Anders_Behring_Breivik
http://metrotvnews.com/read/news/2012/04/20/88626/Anders-Behring-Breivik-Belajar-dari-Al-Qaeda/7
Tidak ada komentar:
Posting Komentar